BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jembrana adalah nama salah satu kabupaten di Bali,
masyarakatnya sebagian besar berprofesi sebagai petani. Secara garis Astronomis
Kabupaten
Jembrana terletak membentang dari arah barat ke timur pada 8˚03’40’’ –
8˚50’48’’ LS dan 114˚25’53’’ - 114˚42’40’’ BT. Sedangkan secara geografis
Kabupaten Jembrana terletak :
Sebelah Utara :
Kabupaten Buleleng
Sebelah Timur :
Kabupaten Tabanan
Sebelah Selatan :
Samudera Hindia
Sebelah Barat : Selat
Bali
Luas wilayah Kabupaten
Jembrana 84.180 Ha atau 14,93 % dari luas wilayah Pulau Bali, yang terbagi
kedalam lima kecamatan diantaranya Kecamatan Melaya, Kecamatan Negara,
Kecamatan Jembrana, Kecamatan Mendoyo, dan Kecamatan Pekutatan.
Disini penulis
mengangkat judul Geomorfologi Kabupaten
Jembrana untuk mengetahui bentuk lahan (fisiografis) yang ada di Kabupaten
Jembrana. Hal ini dikarenakan bentuk lahan di setiap Kecamatan berbeda-beda,
diperlukan suatu observasi di kabupaten Jembrana.
Berdasarkan masalah tersebut penulis
menarik kiranya diangkat sebagai makalah yang berjudul” GEOMORFOLOGI
KABUPATEN JEMBRANA”
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1.Fisiografis apa saja yang ada
di Kabupaten Jembrana ?
1.3 Tujuan
1.3.1. mengetahui fisiografis yang
ada di Kabupaten Jembrana.
1.4 Manfaat
1.4.1.Manfaat Teoritis
Secara teoritis makalah ini bermanfaat
sebagai acuan dalam menambah referensi atau penjabaran mengenai Geomorfologi
Kabupaten Jembrana.
1.4.2.Manfaat Praktis
Secara Praktis Makalah ini dapat
dijadikan sebuah landasan bagi penelitian berikutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fisiografis
Kabupaten Jembrana
Fisiografis di Kabupaten Jembrana dapat
dibedakan berdasarkan :
1. Topografi
Kondisi Topografi wilayah Kabupaten
Jembrana meliputi daerah pegunungan di bagian utara dan pendataran (pantai) di
bagian selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia. Pada bagian tengah
merupakan daerah perkotaan. Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah
Kabupaten Jembrana dapat dikelompokkan kedalam 4 kelompok:
1. Wilayah dengan kemiringan lereng
0 – 2% (datar), tersebar di seluruh kecamatan Kabupaten Jembrana, khususnya di
Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Negara.
2. Wilayah dengan kemiringan lereng
2 – 15% (landai), tersebar hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana.
3. Wilayah dengan kemiringan lereng
0 – 2% (datar), tersebar di seluruh kecamatan Kabupaten Jembrana, khususnya di
Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Negara.
4. Wilayah dengan kemiringan lereng
2 – 15% (landai), tersebar hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana.
5. Wilayah dengan kemiringan lereng
15 – 40% (bergelombang/berbukit), tersebar hampir di seluruh kecamatan di
Kabupaten Jembrana.
6. Wilayah dengan kemiringan lereng
>40% (curam sampai sangat curam), merupakan bagian terluas dari keseluruhan
luas wilayah Kabupaten Jembrana.
2.
Ketinggian Lokasi
Di
bagian utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai morfologi dan fisiografi
pegunungan yang dibentuk oleh deretan pegunungan Penginuman, Gunung Klatakan,
Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut, Gunung Sanggang dan Gunung Batas. Ketinggian
tempat bervariasi antara 250 – 700 m dpl. Sedangkan di bagian selatan wilayah
Kabupaten Jembrana topografinya relatif datar hingga bergelombang, ketinggian
tempat ini berkisar antara 1 – 250 m dpl.
3.
Geologi
Kabupaten Jembrana
terdiri dari batuan gunung api yang terdiri dari lava, breksi, tufa, yang
diperkirakan berumur kwarter kawah dan daerah pedataran yang sebagian daerah
persawahan terbentuk dari batuan yang tergabung dan disebut dengan Formasi
Palasari yang terdiri dari batu pasir, konglomerat dan batu gamping terumbu dan
diperkirakan berumur kwarter, sedangkan untuk daerah pesisir pantai pada
umumnya endapan aluvium yang terdiri dari pasir, lanau, lempung dan kerikil,
yang dijumpai di sekitar daerah pantai di Pengambengan, Tegalbadeng, Perancak,
Yeh Kuning, Mendoyo dan di pantai Gilimanuk. Berdasarkan data peta geologi
Kabupaten Jembrana dapat diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jembrana terdiri
dari lima jenis batuan yaitu :
- Formasi Gamping Agung
- Batuan Gunung Api
Jembrana
- Formasi Palasari
- Formasi Alluvium
- Alluvium Formasi
Sorga
Gunung yang terdapat di
Kabupaten Jembrana berjumlah 17 buah termasuk gunung yang tidak aktif. Dari
jumlah tersebut Kecamatan Melaya mempunyai gunung paling banyak sehingga
topografi di Kecamatan Melaya termasuk berbukit-bukit. Dari 17 gunung yang
dijumpai di Kabupaten Jembrana ternyata Gunung Merbuk yang tertinggi (1.386 m
dpl) terletak di Kecamatan Jembrana disusul dengan Gunung Mesehe (1.300 mdpl)
di Kecamatan Mendoyo, Gunung Bangul (1.253 m dpl) di Kecamatan Negara dan Gunung
Lesung (1.047 m dpl) di Kecamatan Mendoyo.
Berdasarkan peta jenis
tanah Provinsi Bali wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari beberapa jenis
tanah yaitu :
-
Tanah Latosol Coklat dan Litosol
(Inceptisol)
Jenis tanah ini
tersebar di lima wilayah Kabupaten Jembrana, yang paling luas terdapat di
Kecamatan Mendoyo ( 25.985 ha), di Kecamatan Melaya (16.319 ha) Kecamatan
Negara dan Jembrana (14.130 ha) dan Kecamatan Pekutatan (12.169 ha). Jenis
tanah ini dibentuk oleh bahan induk abu vulkanik intermediet dengan kandungan
bahan organik yang rendah sampai sedang dan PH berkisar antara 4,5-5,5.
-
Tanah Alluvial Coklat Kelabu
Tanah ini merupakan
tanah endapan sungai dengan luas kurang lebih 10.750 Ha sebagian besar terdapat
di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana (5.725ha).
-
Tanah Alluvial Coklat Kelabu
Jenis tanah ini
dibentuk oleh bahan induk batuan gamping dengan bentuk morfologi bergelombang
sampai berbukit bukit. Jenis tanah ini mendominasi wilayah Kecamatan Melaya
(1.878 ha).
-
Tanah Regosol Cokelat Kelabu
Jenis tanah ini
sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana seluas 772
ha dan di wilayah Kecamatan Mendoyo seluas 648 ha. Tanah ini terbentuk oleh
induk vulkanik intermedier dengan bentuk wilayah landau sampai berombak.
4.
Hidrologi
Kondisi Hidrologi juga
dapat memberikan gambaran secara umum kondisi lingkungan wilayah disekitarnya
seperti misalnya air sungai yang kotor dengan sampah (kayu,plastik) , air
berwarna hitam (tercemar), berwarna coklat (erosi di wilayah sekitarnya), atau adanya
pulau endapan atau pendangkalan (adanya erosi, dan perlu rehabilitasi
lingkungan). Berdasarkan data Identifikasi, Inventarisasi/Pendataan Penamaan
Unsur Rupabumi (Sungai) di Wilayah Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali Tahun 2011
yang dilakukan oleh Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten jembrana,
sumber air permukaan di wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari air sungai,
pangkung, tukad dan telabah. Di daerah ini terdapat 44 sungai, 75 pangkung, 4
tukad dan 2 telabah yang mempunyai arahan aliran dari Utara (pegunungan) ke
muara sungai di bagian Selatan yaitu Samudera Indonesia. Masing-masing sungai,
pangkung, tukad dan telabah mempunyai daerah tangkapan hujan (catchment area)
yang berbeda-beda. Sungai yang alirannya paling panjang adalah Sungai Yeh
Sumbul sepanjang 70,90 km, dan terpendek adalah Sungai Perahu Mati yang hanya
1,00 km. Sumber air yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana meliputi : Air
permukaan : air sungai, pangkung, tukad dan telabah, bendung Palasari Air tanah
: air yang bersumber dari bawah tanah ; Mata air : terdapat 37 mata air dengan
kapasitas 110 l/det. Berdasarkan karakteristik alirannya, sungai-sungai yang
ada di wilayah Kabupaten Jembrana dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
sungai-sungai yang terletak di Bagian Darat dari wilayah Kabupaten Jembrana
(sebelah Barat Tukad Melaya), sungai-sungai hanya mengalir pada musim hujan.
Hal ini erat kaitannya dengan curah hujan yang sangat rendah di wilayah itu
serta kondisi tanah yang berbentuk dari batuan gamping. Sedangkan kelompok
sungai yang mengalir sepanjang tahun adalah sungai-sungai yang terletak
diantara Tukad Klatakan disebelah Barat dan Tukad Pulukan disebelah Timur
umumnya sungaisungai tersebut tetap mengalir pada musim kemarau walau debit
airnya sangat kecil.
Berdasarkan peta
hidrogeologi daerah Kabupaten Jembrana dari Direktorat Tata Lingkungan Geologi
dan Kawasan Pertambangan Sub. Direktorat Pendayagunaan Air Tanah (Tahun 1986)
kondisi air tanah dan struktur geologi Kabupaten Jembrana dapat diuraikan
sebagai berikut: Terdapatnya air tanah dan produksivitas akuifer (occurrence
of groundwater and productivity of aquifers) yaitu :
a.
Akuifer dengan aliran melalui ruang
antar butir (aquifers in which flowe is intergranular)
- Akuifer produktif
dengan penyebaran luas, berarti: Akuifer dengan keterusan sedang: muka air
tanah atau tinggi pisometri air tanah dekat atau bawah muka tanah; debit sumur
umumnya 5 sampai 10 ltr/dtk ;
- Akuifer dengan
produktivitas sedang, dan penyebaran luas berarti: akuifer dengan keterusan
sedang sampai rendah; muka air tanah beragam dari atas atau dekat muka tanah
sampai lebih dalam dari 10 m dibawah tanah, debit sumur umumnya kurang dari 5
ltr/dtk ;
- Setempat akuifer
dengan produktivitas sedang berarti: akuifer tidak menerus, tipis dengan
keterusan rendah, debit sumur umumnya kurang dari 5 ltr/dtk.
b.
Akuifer (bercelah atau sarang) dengan
produktivitas rendah dan daerah air tanah langka (aquifers (fissured
or product) of poor productivity and regions without exploitables
groundwater).
- Akuifer dengan
produktivitas rendah setempat berarti: umumnya keterusan sangat rendah,
setempat air tanah dangkal dalam jumlah terbatas dapat diperoleh di
lembah-lembah atau pada zona pelapukan ;
- Daerah air tanah
langka
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Fisiografis di Kabupaten Jembrana dapat
dibedakan menjadi 4 :
1. Topografi
Kondisi Topografi wilayah Kabupaten
Jembrana meliputi daerah pegunungan di bagian utara dan pendataran (pantai) di
bagian selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia.
2. Ketinggian lokasi
fisiografi
pegunungan yang dibentuk oleh deretan pegunungan Penginuman, Gunung Klatakan,
Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut, Gunung Sanggang dan Gunung Batas. Ketinggian
tempat bervariasi antara 250 – 700 m dpl. Sedangkan di bagian selatan wilayah
Kabupaten Jembrana topografinya relatif datar hingga bergelombang, ketinggian
tempat ini berkisar antara 1 – 250 m dpl.
3. Geologi
Kabupaten
Jembrana terdiri dari batuan gunung api yang terdiri dari lava, breksi, tufa,
yang diperkirakan berumur kwarter kawah dan daerah pedataran yang sebagian
daerah persawahan terbentuk dari batuan yang tergabung dan disebut dengan
Formasi Palasari yang terdiri dari batu pasir, konglomerat dan batu gamping
terumbu dan diperkirakan berumur kwarter, sedangkan untuk daerah pesisir pantai
pada umumnya endapan aluvium yang terdiri dari pasir, lanau, lempung dan
kerikil, yang dijumpai di sekitar daerah pantai di Pengambengan, Tegalbadeng,
Perancak, Yeh Kuning, Mendoyo dan di pantai Gilimanuk.
4. Hidrologi
Daerah
Kabupaten jembrana, sumber air permukaan di wilayah Kabupaten Jembrana terdiri
dari air sungai, pangkung, tukad dan telabah. Di daerah ini terdapat 44 sungai,
75 pangkung, 4 tukad dan 2 telabah yang mempunyai arahan aliran dari Utara
(pegunungan) ke muara sungai di bagian Selatan yaitu Samudera Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar