GEOMORFOLOGI
MALUKU
Daerah dengan julukan ” Bumi
Seribu Pulau” ini semakin
mengkukuhkan dirinya sebagai salah satu daerah kepulauan di Indonesia yang
memiliki 632 pulau besar dan kecil dengan luasnya sekitar712.479,69 km2 dengan panjang pantai 10.662,92 km2.
Sebagian besar pulau-pulaunya memiliki ciri yang sama yang dapat
diklasifikasikan sebagai pulau-pulau vulkanis
dan karang. Topografi wilayahnya umumnya bergunung dan berbukit yang menjulang langsung dari permukaan
laut. Jenis-jenis tanah yang dominan antara lain adalah tanah kompleks,
latosol, renzina, dan mediteran.
Ditinjau dari penyebaran pulaunya,
di Maluku terdapat 2 pulau besar yang dikelilingi oleh pulau-pulau sedang dan
kecil, yaitu kelompok Pulau Halmahera termasuk Pulau Bacan dan pulau-pulau
kecil lainnya seperti Tidore, Makian danTernate. dan kelompok Pulau Seram
termasuk pulau-pulau Ambon, Haruku, Saparua, Lease, Kelang, Buano, Mampa dan
sebagainya. Selain itu, terdapat pula kelompok-kelompok pulau yang sedang
besarnya seperti Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Aru, Kepulauan Kei, dan
Kepulauan Sula di samping pulau-pulau
tersendiri (soliter) seperti Pulau Buru, Pulau Obi, dan Pulau Wetar. Sisanya
merupakan pulau-pulau kecil yang luas rata-ratanya kurang dari 500 km yang
sebagian besar tidak berpenghuni.
Wilayah ini
memiliki relief yang beraneka ragam dengan perkembangan yang aktif dan terus
berlangsung secara intensif khususnya pembentukan gunungapi. Meskipun
merupakan suatu kompleks gugusan kepulauan akan tetapi secara fisiografis
maluku dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Maluku Utara dan Maluku Selatan. Pembagian ini terkait dengan kondisi
geologi dimana Maluku Utara sebagian dihubungkan dengan rangkaian
pulau-pulau Asia Timur, dan sebagian dengan sistem Melanesia, sedang Maluku
Selatan (Busur Banda) merupakan suatu bagian dari Sistem Pegunungan Sunda.
Geomorfologi Maluku Utara
Maluku
Utara merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas pulau-pulau volkanik dan
pulau-pulau non volkanik. Pulau vulkanik menempati bagian barat termasuk
diantaranya adalah Pulau Ternate, Pulau Tidore, Pulau Moti, Pulau Mare, Pulau
Makian, dan Pulau Sangihe. Sedangkan pulau non volkanik antara lain Pulau
Bacan, Pulau Kasiruta, Pulau Talaud, dan Pulau Obi. Pulau Halmahera sendiri
termasuk pulau vulkanik meskipun aktivitas vulkanik yang aktif tidak terdapat
seluruh wilayahnya. Bagian utara Pulau Halmahera merupakan lokasi aktivitas
vulkanik yang aktif. Pulau-pulau non vulkanik Maluku Utara saat ini berkembang
dibawah pengaruh proses marin terutama deposisi marin. Zona gunungapi yang
terletak di bagian utara Pulau Halmahera membentuk satu pola jaringan dengan
gunungapi yang berada di pulau lain antara lain Pulau Ternate, Tidore, Mare,
Moti dan Makian. Bentuklahan volkanik tererosi kuat terbentang dari timur ke
barat pada zona vulkanik holosen yang aktif. Gunung Dukono adalah gunungapi
aktif yang berada pada zona timur bagian utara. Gunung Dukono merupakan
gunungapi holosen yang besar, posisinya bersambungan dengan patahan yang
mengarah barat laut – tenggara. Zona
gunungapi yang terletak di bagian utara Pulau Halmahera membentuk satu pola
jaringan dengan gunungapi yang berada di pulau lain antara lain Pulau Ternate,
Tidore, Mare, Moti dan Makian. Bentuklahan volkanik tererosi kuat terbentang dari
timur ke barat pada zona vulkanik holosen yang aktif. Gunung Dukono adalah
gunungapi aktif yang berada pada zona timur bagian utara. Gunung Dukono
merupakan gunungapi holosen yang besar, posisinya bersambungan dengan patahan
yang mengarah barat laut – tenggara.
Blok barat laut berada di bagian tepi Pulau Halmahera, dibatasi dari
graben tengah oleh escapment yang membentang dari pesisir timur hingga pesisir
barat. Graben Tengah sendiri berbatasan langsung dengan zona gunungapi dan
banyak mendapat pengaruh aktivitas vulkanik terutama dari Gunungapi Dukono dan
Gunungapi Ibu. Di dalam Graben Tengah terdapat dataran rendah. Blok bagian
timur memanjang arah utara selatan dan menempati sebagian besar sisi barat
Pulau Halmahera. Dataran rendah kobe yang sempit memisahkan blok bagian timur
halmahera di sebelah barat dengan dataran relief berombak di sebelah timurnya.
Dataran relief berombak menempati bagian yang luas di timur Pulau Halmahera.
Sepanjang pesisir utara dan selatan dataran ini terbentuk dari pesisir pengangkatan.
Sedangkan bagian tengah merupakan pesisir pengenggelaman yang dipengaruhi oleh
aktivitas marin dari Teluk Buli.
Maluku
Selatan
Maluku
Selatan secara geologi merupakan Busur Banda, yaitu sistem kepulauan yang
membentuk busur mengelilingi tapalkuda basin Laut Banda yang membuka ke arah
barat. Sistem Kepulauan Maluku Selatan dibedakan menjadi busur dalam yang
vulkanis dan busur luar yang non vulkanis. Busur dalam terdiri dari pulau-pulau
kecil (kemungkinan puncak gunungapi bawah laut/seamount) seperti Pulau
Damar, Pulau Teun, Pulau Nila, Pulau Serua, Pulau Manuk dan Kepulauan Banda.
Sedangkan busur luar terdiri dari beberapa pulau yang agak luas dan membentuk
kompleks-kompleks kepulauan antara lain Kepulauan Leti, Kepulauan Babar,
Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Aru, Kepulauan Kai, Kepulauan Watu Bela, Pulau
Seram, dan Pulau Buru.
Pulau
Buru, Ambon, dan Seram
Pulau Buru, Pulau Ambon, dan Pulau
Seram memiliki karakteristik geomorfologi yang sama yaitu didominasi oleh
pegunungan struktural. Pulau Buru
merupakan hasil
pengangkatan berbentuk pegunungan dome yang dikelilingi oleh basin. Pulau Seram bagian baratnya
merupakan pegunungan struktural yang tinggi (1.000-1.300 mdpal), bentuknya
memanjang dan sempit, serta dibatasi oleh escarpment yang tertoreh kuat.
Lembah-lembah diantaranya sangat sempit, banyak air terjun, tidak ada endapan
alluvial. Bagian timur: pegunungan
berbatuan gamping.
Pulau-pulau
karst Maluku Selatan
Terdapat di bagian tenggara tapalkuda maluku selatan:
Kepulauan Aru dan Tanimbar. Umumnya memiliki pesisir bertebing/cliff, hanya
sedikit pesisir yang datar. Terdapat
karang koral pada perairan di sekeliling pulau tetapi tidak dijumpai di
daratan. Hal ini menunjukkan kenaikan pulau akibat penurunan muka air laut
selama pleistosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar