BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sumber Daya Logam
Logam
adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan penghantar
listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam umumnya berwujud
padat pada suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair. Pada
umumnya unsur logam dapat ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi benda-benda
lainnya. Logam dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu.
a. Logam Mulia
Secara umum logam mulia berarti
logam-logam termasuk paduannya yang biasa dijadikan perhiasan, antara lain emas, perak, tembaga
dan platina.
Logam-logam tersebut memiliki warna yang bagus, tahan karat, lunak dan terdapat
dalam jumlah yang sedikit di alam. Emas dan perak memiliki sifat penghantar
listrik yang sangat baik sehingga banyak dipakai untuk melapisi
konektor-konektor pada perangkat elektronik.
b. Logam Berat
Logam berat (heavy metal) adalah
logam dengan massa jenis lima atau lebih, dengan nomor atom
22 sampai dengan 92. Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila
terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh. Beberapa di antaranya bersifat
membangkitkan kanker
(karsinogen). Demikian pula dengan bahan pangan dengan kandungan logam berat
tinggi dianggap tidak layak konsumsi (http://id.wikipedia.org.
2014).
2.2
Jenis – Jenis Sumber Daya Logam
2.2.1 Tembaga
a. Pengertian Tembaga
Gambar 01. Tembaga
(en.wikipedia.org)
Tembaga adalah unsur kimia yang diberi lambang Cu
(Latin: cuprum) dalam suatu Sistem Periodik Unsur (SPU) tembaga termasuk dalam
golongan 11 dan menempati posisi dengan nomor atom (NA) 29 dan mempunyai bobot
atom (BA) 63,546. Tembaga, perak dan emas disebut logam koin karena dipakai
sejak lama sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh
logam ini tidak reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu yang lama. Tembaga
adalah logam berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik.
Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga
teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3. Bentuk pentahidrat
yang lazim terhidratnya, yaitu kehilangan empat molekul airnya pada 110° C dan
kelima-lima molekul air pada 150 °C. Pada 650 °C, tembaga (II) sulfat mengurai
menjadi tembaga (II) oksida (CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen (O2) .
Tembaga merupakan salah satu logam yang terdapat cukup
banyak dalam keadaan bebas. Tembaga kadang-kadang ditemukan secara alami,
seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral seperti cuprite, malachite,
azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan
di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih-bijih tembaga yang penting
adalah sulfida, oxida-oxidanya, dan karbonat. Dari mereka, tembaga diambil
dengan cara smelting, leaching, dan elektrolisis. Cu (Tembaga) merupakan salah
satu unsur logam transisi yang berwarna cokelat kemerahan dan merupakan
konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Di alam, tembaga terdapat dalam
bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawa-senyawa, dan terdapat dalam bentuk
biji tembaga seperti (CuFeS2), cuprite (Cu2O), chalcosite (Cu2S), dan malasite
(Cu2(OH)2CO3). Dalam badan perairan laut tembaga dapat ditemukan dalam bentuk
persenyawaan ion seperti CuCO3, CuOH. Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal
kubik, secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihat dengan menggunakan
mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan. Tembaga merupakan
suatu unsur yang sangat penting dan berguna untuk metabolisme. Batas
konsentrasi dari unsur ini yang mempengaruhi pada air berkisar antara 1 – 5
mg/l merupakan konsentrasi tertinggi. Dalam industri, tembaga banyak digunakan
dalam industri cat, industri fungisida serta dapat digunakan sebagai katalis,
baterai elektroda, sebagai pencegah pertumbuhan lumut, turunan senyawa-senyawa
karbonat banyak digunakan sebagai pigmen dan pewarna kuningan.
b. Proses Pembentukan Tembaga
Tembaga (II) sulfat diproduksi dalam skala besar
dengan cara mencampurkan logam tembaga dengan asam sulfat panas
atau oksidanya dengan asam sulfat. Untuk
penggunaan di laboratorium, tembaga (II) sulfat biasanya dibeli (tidak dibuat
manual).
Bentuk anhidratnya ditemukan dalam bentuk mineral
langka yang disebut kalkosianit. Tembaga
sulfat terhidrasi eksis di alam dalam bentuk kalkantit (pentahidrat) dan 2 mineral lain
yang lebih langka: bonatit (trihidrat)
dan bootit (heptahidrat).
c. Persebaran Tembaga
Persebaran tembaga di Indonesia ditemukan hampir
merata di berbagai provinsi, yaitu di Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, NTT, dan Papua.
2.2.2 Nikel
a. Pengertian Nikel
Gambar 02. Nikel (en.wikipedia.org)
Nikel adalah komponen yang banyak ditemukan dalam
meteorit dan menjadi ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral
lainnya. Meteorit besi atau siderit, dapat mengandung alloy besi dan nikel
berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit di
kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan nikel
dunia.
Unsur nikel berhubungan dengan batuan basa yang
disebut norit. Nikel ditemukan dalam mineral pentlandit, dalam bentuk
lempeng-lempeng halus dan butiran kecil bersama pyrhotin dan kalkopirit. Nikel
biasanya terdapat dalam tanah yang terletak di atas batuan basa.
b. Proses Pembentukan Nikel
Nikel terbentuk bersama mineral silikat kaya akan
unsur Mg (ex;olivin). Olivin adalah jenis mineral yang tidak stabil selama
pelapukan berlangsung. Saprolite adalah produk pelapukan pertama, meninggalkan
sedikitnya 20% fabric dari batuan aslinya (parent rock). Batas antara batuan
dasar, saprolite dan wathering front tidak jelas dan bahkan perubahannya
gradasional. Endapan nikel laterite dicirikan dengan adanya speroidal
weathering sepanjang joints dan fractures ( boulder saprolite). Selama
pelapukan berlangsung, Mg larut dan Silika larut bersama groundwater. Ini
menyebabkan fabric dari batuan induknya is totally change. Sebagai hasilnya,
Fe-Oxide mendominasi dengan membentuk lapisan horizontal diatas saprolite yang
sekarang kita kenal sebagai Limonite. Benar bahwa Nikel berasosiasi dengan
Fe-Oxide terutama dari jenis Goethite. Rata-rata nikel berjumlah 1.2 %.
c. Persebaran Nikel
Daerah persebaran nikel terdapat di Soroako,
Bulubulang, Pamaloa Utara, dan Pamaloa Selatan (Sulawesi Tenggara).
2.2.3 Bijih Besi
a. Pengertian Bijih besi
Gambar 03. Bijih Besi
(en.wikipedia.org)
Biji atau bijih besi adalah cebakan yang
digunakan untuk membuat besi gubal.Biji besi
terdiri atas oksigen dan atom besi yang
berikatan bersama dalam molekul. Besi sendiri
biasanya didapatkan dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), goethit, limonit atau siderit. Bijih besi
biasanya kaya akan besi oksida dan
beragam dalam hal warna, dari
kelabu tua, kuning muda, ungu tua, hingga merah karat anjing Saat ini, cadangan
biji besi nampak banyak, namun seiring dengan bertambahnya penggunaan besi
secara eksponensial berkelanjutan, cadangan ini mulai berkurang, karena
jumlahnya tetap. Sebagai contoh, Lester Brown dari Worldwatch Institute telah
memperkirakan bahwa bijih besi bisa habis dalam waktu 64 tahun berdasarkan pada
ekstrapolasi konservatif dari 2% pertumbuhan per tahun.
b. Pengelompokan Bijih Besi
Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi
berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat
peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan
zona lemah yang memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos
batuan tua, dicirikan dengan penerobosan batuan granitan (Kgr) terhadap Formasi
Barisan (Pb,Pbl). Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses
rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada
bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya.
c. Persebaran Bijih Besi
Daerah persebaran Bijih besi terdapat di daerah
Lampung (Gunung Tegak), Kalimantan Selatan (Pulau Sebuku), Sulawesi Selatan
(Pegunungan Verbeek), dan Jawa Tengah (Cilacap).
2.2.4 Emas dan Perak
a. Pengertian Emas dan Perak
Gambar 04. Emas dan Nikel
(en.wikipedia.org)
Emas adalah
unsur kimia dengan nomor atom 79 dan massa atom 196,967. Berupa logam dengan
titik lebur 1.063° C dan titik didih 2.600° C. emas merupakan logam yang paling
lenting dan mudah ditempa, juga konduktor yang baik. Logam ini tidak aktif
secara kimiawi, dan tahan karat. Emas sering terdapat bebas di endapan sungai,
urat kuarsa, atau dari pirit. Mungkin juga emas terdapat pada bijih besi atau
perak, tembaga, timbale, nikel, dan tellurium. Penggunannya yaitu : dulu
digunakan sebagai uang logam dan sekarang masih merupakan standar pertukaran
internasional. Sampai sekarang dipakai untuk perhiasan, seni, kedokteran gigi,
penyepuhan, dan dalam bentuk radioaktif dipakai untuk pengobatan tumor. Symbol
kimia dari emas yaitu Au.
Perak adalah suatu unsur kimia dalam
tabel periodik yang memiliki lambang Ag dan nomor atom 47. Lambangnya berasal
dari bahasa LatinArgentum. Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak
memiliki konduktivitas listrik dan panas tertinggi di seluruh logam dan
terdapat dimineral dan dalam bentuk bebas. Logam ini digunakan dalam koin,
perhiasan, peralatan meja, dan fotografi. Perak termasuk logam mulia seperti
emas.
b. Pembentukan Emas dan Perak
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau
pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses
metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian
secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer).
Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu:
- endapan primer
- endapan plaser
.
Perak muncul secara alami dan dalam bijih-bijih argentite (Ag2S) dan horn silver (AgCl). Bijih-bijih timah,
timbal-timah, tembaga, emas dan perunggu-nikel merupakan sumber-sumber penting
untuk menambang perak.
c. Persebaran Emas dan Perak
Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti
di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua (http://yadhikaizan.wordpress.com.2013).
2.3 Pemanfaatan Sumber
Daya Logam
Sumber daya logam banyak digunakan oleh
manusia dalam kehidupannya sehari-hari, berikut beberapa contoh pemanfaatan
sumber daya logam.
a. Pemanfaatan Emas dan
Perak
Pemanfaatan/ penggunaan emas dan perak yang paling
utama digunakan untuk bahan uang.
b. Pemanfaatan Tembaga
Tembaga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dari
komponen listrik, koin, dan alat rumah tangga. Tembaga juga dapat dipadu dengan
logam lain hingga terbentuk logam paduan seperti perunggu atau monel.
c. Pemanfaatan Nikel
Bijih nikel laterit kadar rendah dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku dalam pembuatan feronikel dengan melakukan peningkatan kadar
nikel sesuai cut of grade yang ditentukan UBPN Operasi Pomala, PT. Antam Tbk
yaitu 2.3% Ni. Percobaan dalam skala laboratorium telah menghasilkan peningkatan
kadar nikel lebih besar dari 2.3% Ni yaitu 2.43% Ni dengan perolehan optimum
sebesar 83.4% untuk conto A dan 2.39% Ni dengan perolehan sebesar 84.08% untuk
conto B, melalui metode flotasi dengan mengapungkan mineral silikat, dengan
menggunakan senyawa amina komplek untuk kolektor dan starch (kanji) untuk
depressant. Sedangkan metoda magnetisasi dapat dimanfaatkan dan meningkatkan
kadar besi tetapi tidak dapat meningkatkan kadar nikel dalam pemanfaatan
endapan bijih nikel laterit lapisan atas (iron cap) dengan peningkatan kadar
besi dari 41.88% Fe menjadi 66.43% Fe dan nikel dari kadar 0.40% Ni menjadi
0.50% Ni.
d. Pemanfaatan Bijih besi
Bijih besi dimanfaatkan oleh masyarakat industri telah
ditambang dari deposit didominasi hematit dengan nilai lebih dari 60% Fe.
Deposit ini biasanya disebut sebagai “bijih pengiriman langsung” atau “bijih
alami”. Peningkatan permintaan bijih besi, ditambah dengan menipisnya bermutu
tinggi bijih hematit di Amerika Serikat, setelah Perang Dunia II menyebabkan
perkembangan tingkat rendah sumber bijih besi, terutama pemanfaatan taconite di
Amerika Utara. Tingkat rendah sumber bijih besi umumnya memerlukan benefisiasi.
Magnetit sering dimanfaatkan karena magnet, dan karenanya mudah dipisahkan dari
mineral gangue dan mampu menghasilkan konsentrat bermutu tinggi dengan tingkat
yang sangat rendah dari kotoran. Karena kepadatan yang tinggi relatif terhadap
gangue hematit silikat terkait, benefisiasi hematit biasanya melibatkan
kombinasi dari menghancurkan, gravitasi penggilingan, atau berat pemisahan
media, dan flotasi buih silika
(http://yadhikaizan.wordpress.com.2013).
Pengertian Sumber Daya
Logam
Pada pemanfaatan sumber daya logam tersebut, menyebabkan
pencemaran terhadap lingkungannya, berikut pencemaran yang disebabkan oleh pemanfaatan
sumber daya logam.
Pencemaran
akibat logam berat yang ramai dibicarakan belakangan ini hanya terfokus pada
Merkuri (Hg), contoh dugaan pencemaran logam berat di Teluk Buyat oleh PT.
Newmont Minahasa Raya, dimana beberapa kalangan ahli dibidangnya membuat
kesimpulan yang masih bersifat asumsi-asumsi bahwa Kasus Minahasa tidak sama
dengan Minamata, jelas tidak sama. Bila melihat histori kasus Minamata Jepang,
pencemaran limbah logam berat oleh Industri Petro Kimia Chiso Minamata Factory
dimana limbah yang terlarut di teluk Minamata dominan mengandung limbah Merkuri
(Hg), sedang aktifitas di Minahasa adalah kegiatan pertambangan, yang tentunya
jenis limbahnya akan berbeda dengan Industri Petro Kimia.
Logam berat buatan akibat limbah industri atau atau aktifitas lainnya
seperti yang telah diuraikan sebelumnya dimana limbah yang mencemari lingkungan
dapat saja jenis logam lainnya, yang kemungkinan akibat yang ditimbulkan sama
dengan dampak dari limbah Merkuri (Hg). Komparasi tentang pencemaran lingkungan
akibat logam berat yang terjadi di belahan dunia sebenarnya sudah dapat
dijadikan dasar untuk mengkaji bahwa jenis Industri A,B,C, kecenderungannya
akan menghasilkan limbah jenis X,Y,Z, sehingga kita tidak salah dalam
menyimpulkan dampak penting yang sebenarnya terjadi.
Logam berat yang tercemar ke lingkungan, dampak penting yang
ditimbulkan khususnya terhadap penyakit ada kesamaan antara satu dengan yang
lainnya, sehingga sangat membutuhkan ketelitian untuk memastikan jenis-jenis
logam berat yang tercemar. Asumsi-asumsi pencemaran yang ramai dibicarakan saat
ini hanya selalu terfokus pencemaran logam berat di air. Pada hal masih ada
media pencemaran jenis lainnya yang sama dampaknya bagi kesehatan seperti
pencemaran logam berat di udara, pencemaran daratan
(http://mandorkawat2009.com. 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar